Hal itu disampaikan oleh sebagian besar suporter yang hadir saat menyaksikan pertandingan Persib melawan Arema Indonesia
di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu malam.
"Saatnya pindah ke LSI dan pindah ke LPI", demikian pernyatan bobotoh Bandung yang disampaikan dalam nyanyian khas suporter Bandung.
Gema untuk keluar dari LSI dan pindah ke LPI tersebut berlangsung setelah terjadi kerusuhan penonton yang kecewa dengan keputusan wasit Najamudin asal Balikpapan yang lambat memberikan kartu merah kepada pemain Arema M Ridwan yang melakukan pelanggara pada bek Persib, Wildansyah.
Kekecewaan terhadap wasit itu memicu keributan antar pemain yang akhirnya merembet menjadi kericuhan di dalam stadion yang juga mengakibatkan sejumlah aparat kepolisian menjadi korban pelemparan.
Selain itu sedikitnya 19 orang penonton juga mengalami luka dan lebam akibat terkena lemparan dan pukulan dari aparat keamanan saat menghalau penonton yang menyerbu ke tengah lapangan.
"Terus terang saya sangat kecewa, hal ini mestinya tidak terjadi bila pertandingan berlangsung adil. Ini membuat saya sakit hati dan berpikir kembali untuk pindah ke LPI," kata Manajer Persib Bandung H Umuh Muhtar yang bersama Kapolrestabes Bandung Kombes Jaya Subriyanto dapat menenangkan penonton sehingga pertandingan bisa diselesaikan.
Ia menyebutkan Persib akan menentukan pilihan tetap di LSI atau pindah ke LPI. Dia mengaku sudah mendengar suara bobotoh yang meminta masuk LPI.
"Kejadian akan tentukan sikap bertahan di LSI atau pindah ke LPI. Kita sudah dengar sendiri bobotoh memberi restu ke LPI. Kami akan rapatkan lagi," kata Umuh Muhtar.
Sementara itu pintu LPI sendiri belum tertutup dan masih menyisakan sejumlah jadwal pertandingan kosong yang bisa dipakai oleh klub baru bergabung.
Terancam Sanksi
Sementara itu Persib dipastikan akan terkena sanksi administratif dan harus menjalani partai usiran menyusul kerusuhan yang terjadi pada saat pertandingan melawan Arema.
Kerusuhan yang mengakibatkan pertandingan terhenti sekitar 20 menit itu diwarnai dengan aksi pelemparan dan bentrokan antara supporter dengan aparat keamanan.
Selain mendapat sanksi dari PSSI, tidak menutup kemungkinan tim Maung Bandung itu juga tidak akan mendapatkan izin menggelar pertandingan di Kota Bandung dari Polrestabes Bandung dengan alasan keamanan.
"Kami berharap partisipasi penonton untuk bersama-sama menjaga pertandingan aman. Bila terjadi rusuh dan kerusakan tidak menutup kemungkinan Persib tidak bisa menggelar pertandingan di Stadion Siliwangi," kata H Umuh Muhtar.
Umuh mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya untuk menggelar pertandingan sebaik mungkin termasuk mengerahkan aparat keamanan dalam jumlah besar.
Namun di lain pihak ada faktor lain yang membuat pertandingan menjadi kacau dan rusuh. Ia menyebutkan dalam kasus kejadian dalam pertandingan Persib dan Arema itu adalah ketidak puasan penonton terhadap keputusan wasit.
"Semuanya sudah jelas, kejadian ini membuat saya sakit untuk kedua kalinya. Di luar kandang kita dikerjai, di dalam juga sama," kata Manajer Persib Bandung itu.
di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu malam.
"Saatnya pindah ke LSI dan pindah ke LPI", demikian pernyatan bobotoh Bandung yang disampaikan dalam nyanyian khas suporter Bandung.
Gema untuk keluar dari LSI dan pindah ke LPI tersebut berlangsung setelah terjadi kerusuhan penonton yang kecewa dengan keputusan wasit Najamudin asal Balikpapan yang lambat memberikan kartu merah kepada pemain Arema M Ridwan yang melakukan pelanggara pada bek Persib, Wildansyah.
Kekecewaan terhadap wasit itu memicu keributan antar pemain yang akhirnya merembet menjadi kericuhan di dalam stadion yang juga mengakibatkan sejumlah aparat kepolisian menjadi korban pelemparan.
Selain itu sedikitnya 19 orang penonton juga mengalami luka dan lebam akibat terkena lemparan dan pukulan dari aparat keamanan saat menghalau penonton yang menyerbu ke tengah lapangan.
"Terus terang saya sangat kecewa, hal ini mestinya tidak terjadi bila pertandingan berlangsung adil. Ini membuat saya sakit hati dan berpikir kembali untuk pindah ke LPI," kata Manajer Persib Bandung H Umuh Muhtar yang bersama Kapolrestabes Bandung Kombes Jaya Subriyanto dapat menenangkan penonton sehingga pertandingan bisa diselesaikan.
Ia menyebutkan Persib akan menentukan pilihan tetap di LSI atau pindah ke LPI. Dia mengaku sudah mendengar suara bobotoh yang meminta masuk LPI.
"Kejadian akan tentukan sikap bertahan di LSI atau pindah ke LPI. Kita sudah dengar sendiri bobotoh memberi restu ke LPI. Kami akan rapatkan lagi," kata Umuh Muhtar.
Sementara itu pintu LPI sendiri belum tertutup dan masih menyisakan sejumlah jadwal pertandingan kosong yang bisa dipakai oleh klub baru bergabung.
Terancam Sanksi
Sementara itu Persib dipastikan akan terkena sanksi administratif dan harus menjalani partai usiran menyusul kerusuhan yang terjadi pada saat pertandingan melawan Arema.
Kerusuhan yang mengakibatkan pertandingan terhenti sekitar 20 menit itu diwarnai dengan aksi pelemparan dan bentrokan antara supporter dengan aparat keamanan.
Selain mendapat sanksi dari PSSI, tidak menutup kemungkinan tim Maung Bandung itu juga tidak akan mendapatkan izin menggelar pertandingan di Kota Bandung dari Polrestabes Bandung dengan alasan keamanan.
"Kami berharap partisipasi penonton untuk bersama-sama menjaga pertandingan aman. Bila terjadi rusuh dan kerusakan tidak menutup kemungkinan Persib tidak bisa menggelar pertandingan di Stadion Siliwangi," kata H Umuh Muhtar.
Umuh mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya untuk menggelar pertandingan sebaik mungkin termasuk mengerahkan aparat keamanan dalam jumlah besar.
Namun di lain pihak ada faktor lain yang membuat pertandingan menjadi kacau dan rusuh. Ia menyebutkan dalam kasus kejadian dalam pertandingan Persib dan Arema itu adalah ketidak puasan penonton terhadap keputusan wasit.
"Semuanya sudah jelas, kejadian ini membuat saya sakit untuk kedua kalinya. Di luar kandang kita dikerjai, di dalam juga sama," kata Manajer Persib Bandung itu.
Comments :
0 komentar to “Bobotoh Bandung Restui Persib ke LPI”
Posting Komentar